Kamis, 28 Desember 2017

Masalah Sosial Akibat Prasangka

Prasangka bisa menyebabkan timbulnya prilaku diskriminasi dalam hubungan sosial antarindividu serta hubungan antarkelompok dalm sebuahmasyarakat yang mempunyai variasi kelompok kebudayaan. Diskriminasi adalah prilaku negative yang di arahkan terhadap anak buah anggota sebuahkelompok sosial berdasar pada keanggotaan mereka terhadap kelompok tersebut.dalam kenasiban global pada masa kekuasaan rezim apartheid di afrika selatan pada abad kedua puluh masehi, tak sedikit contoh fenomena diskriminasi di alamiah oleh orang orang kulit hitam.salah satu contoh itu adalah orang orang kulit hitam tak mendapat faktor yang sama dalam memilih calon pemimpin di afrika selatan.


Meskipun tak sedikit Beli Pulsa dengan Paypal persoalan sosial dalam masyarakat terjadi sebagai dampak dari kehadiran prasangka serta diskriminasi , tetapi tak sedikit orang zaman postmodern itu mempunyai pendapat bahwa fenomena kehadiran prasangka serta diskriminasi adalah sesuatu yang terkait dengan masa lalu sejarah manusia serta tak lagi mempengaruhi hubungan sosial antarmanusia.

Sebetulnya ,di satu segi fenomenaa kehadiran prasangka diskriminasi dalam bentuk betuk yang nyata serta terukur terbukti terbukti sudah mengalami penurunan akhir akhir ini.tetapi di segi lain, fenomena kehadiran prasangka serta diskriminasi yang ada pada masa saat ini timbul dalam bentuk bentuk yang lebih tak lebih nyata serta lebih tak terukur. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fenomena kehadiran prasangka serta diskriminasi pada masa saat ini lebih bersifat abu abu alias mempunyai bentuk lebih halus,ketimbang fenomena kieberadaan prasangka serta diskriminasi yangbersifat terbuka di masa lalu (Esses,semenya & stelz 2004 ).

Fenomena kehadiran prasangka serta diskriminasi dalam bentuk yang lebih tak lebih nyata serta lebih tak terukur yang timbul dalam diri seseorang adalah hasil dari emosi negative tak sadar ( unconscious negative emotion) yang di arahkan terhadap anak buah kelompok yang di yakini mempunyai karakteristik tertentu.salah satu contoh dari fenomena keberadda prasangka serta diskriminasi dalam bentuk bentuk yang labih tak lebih nyata serta lebih tak teratur adalah pada saat sebuah perusahaan swasta di Australia menolak dengan argumen bahwa performa berkomunikasi berbahasa inggris orang tersebut tak pantas untuk tugas tugas dalam perusahaan.kebijakan ini sebetulnya mengfotokan fenomena kehadiran prasangka serta diskriminasi dalam bentuk bentuk yang lebih tak lebih nyata serta lebih tak teratur sebab perusahaan tersebut tak membahas bahwa penolakan terhadap Pulsa Axis Murah calon pekerja itu bukan sebab Ia seseorang imigran yang berasal dari Indonesia.

Perkembangan Sosial Remaja

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan adalah sebuahproses yang dilewati seseorang selagi masa perkembangan nasibnya. Berkaitan dengan perkembangan remaja, butuh disadari bahwa proses perkembangan itu terjadi melewati pengalaman dalam belajar. Para orangtua, guru, dan para pendidik lainnya yang bertanggung jawab dalam perkembangan remaja butuh memahami tugas-tugas perkembangan anak dan tutorial melayani anak yang sedang mengalami perkembangan. Apalagi faktor yang berkaitan dengan perkembangan sosial remaja yang adalah sebuahfaktor yang butuh dipahami oleh para guru maupun orang-orang yang bertugas mendidik remaja, sebab perkembangan sosial sangat penting untuk mengembangkan kepribadian dan prestasi belajar remaja.
Perkembangan sosial remaja sangat penting bagi kenasiban remaja selanjutnya. Perkembangan sosial mempengaruhi remaja dalam hubungan sosialnya dengan kawan sebaya dan orang tua dan yang paling essensial dari perkembangan sosial remaja adalah pencarian bukti diri alias jati diri. Apabila perkembangan sosial tak mengalami keberhasilan maka remaja tak bakal bisa menyelesaikan tugas-tugas perkembangan sosialnya dengan baik, jadi pada masa dewasa bakal mengalami kesusahan dalam kenasiban sosialnya.
Remaja yang berkembang baik kepribadiannya, salah satu tugas perkembangan yang wajib dikuasainya adalah membina hubungan sosial dengan kawan sebaya maupun dengan orang dewasa tidak hanya dari guru dan orang tua. Remaja bisa berprestasi maksimal dalam belajar apabila ia diterima dan dikagumi dalam kelompok sebayanya dan sanggup memecahkan persoalan social dengan cara baik dengan orang dewasa terutama orangtua dan orang-orang dewasa lainnya. Tingkah laku social remaja dipengaruhi oleh beberapa factor semacam Download Video Youtube kawan sebaya, orang tua, saudara kandung, guru, perkembangan kognitif dan konsep diri. Oleh sebab itu dalam makalah ini kita bakal mengulas mengenai perkembangan sosial remaja.
B. Rumusan Persoalan
Adapun rumusan persoalan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Hakikat Perkembangan Sosial Remaja
2. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Remaja
3. Persoalan yang Terkait dengan Perkembangan Sosial Remaja
4. Upaya Menumbuhkembangkan Perkembangan Sosial Remaja
5. Upaya Guru Pengajar Menanggulangi Persoalan Perkembangan Sosial Remaja Sesuai Bidang Bimbingan

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengenal dan memahami hakikat perkembangan sosial remaja.
2. Untuk mengenal dan memahami faktor yang mempengaruhi perkembangan Sosial remaja.
3. Untuk mengenal dan memahami persoalan yang terkait dengan Perkembangan sosial remaja.
4. Untuk mengenal dan memahami upaya menumbuhkembangkan perkembangan sosial remaja.
5. Untuk mengenal dan memahami upaya guru pengajar menanggulangi persoalan perkembangan sosial remaja sesuai bidang bimbingan.

D. Kegunaaan Penulisan
1. Pembaca bisa mengenal hakikat perkembangan sosial remaja.
2. Pembaca bisa mengenal faktor yang mempengaruhi perkembangan Sosial remaja.
3. Pembaca bisa mengenal persoalan yang terkait dengan Perkembangan sosial remaja.
4. Pembaca bisa mengenal upaya menumbuhkembangkan perkembangan sosial remaja.
5. Pembaca bisa mengenal upaya guru pengajar menanggulangi persoalan perkembangan sosial remaja sesuai bidang bimbingan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Perkembangan Sosial Remaja
Perkembangan sosial pada masa remaja adalah puncak dari perkembangan sosial dari fase-fase perkembangan. Bahkan, terkadang, perkembangan sosial remaja lebih mementingkan kenasiban sosialnya di luar ikatan sosialnya dalam keluarga. Perkembangan sosial remaja pada fase ini adalah titik balik pusat perhatian. Lingkungan sosialnya sebagai perhatian utama.
Pada usia remaja pergaulan dan interaksi sosial dengan kawan sebaya bertambah luas dan rumit dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya tergolong pergaulan dengan lawan jenis. Pemuasan intelektual juga didapatkan oleh remaja dalam kelompoknya dengan berdiskusi, berdebat untuk memecahkan persoalan. Mengikuti organisasi sosial juga memberbagi keuntungan bagi perkembangan sosial remaja, tetapi demikian supaya remaja bisa berteman dengan baik dalam kelompoknya diperlukan kompentensi sosial yang berupa performa dan keterampilan berhubungan dengan orang lain.
Syamsu (2001: 198) membahas bahwa pada masa remaja perkembangan “social cognition”, yaitu performa untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik yang menyangkut sifat-sifat pribadi, ketertarikan kualitas-kualitas maupun perasaannya. Pemahamannya ini, mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih bersahabat dengan mereka (terutama kawan sebaya), baik melewati jaringan persahabatan maupun percintaan (pacaran).
Selanjutnya Syamsu (2001: 198) membahas bahwa pada masa ini juga perkembangan sikap “conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah alias mengikuti opini, pendapat, kualitas, kebiasaan, hobi (hobby) alias keinginan orang lain (kawan sebaya). Perkembangan sikap konformitas remaja memberbagi akibat yang positif maupun yang negatif bagi dirinya.

Ada beberapa arti mengenai perkembangan sosial, yaitu :
1. Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah performa seseorang dalam bersikap alias tata tutorial perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat.
2. Singgih D Gunarsah, perkembangan sosial adalah kegiatan manusia sejak lahir, dewasa, hingga akhir nasibnya bakal semakin meperbuat adaptasi diri dengan lingkungan sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya masyarakatnya.
3. Abu Ahmadi, menganggap bahwa perkembangan sosial telah dimulai sejak manusia itu lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat dilahirkan, alias anak tersenyum saat disapa. Faktor ini membuktikan adanya interaksi sosial antara anak dan lingkungannya.
4. Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melewati kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Faktor itu dikarenakan oleh adanya kesesuaian yang pantas antara dia dengan warisan sosial itu.
Jadi, bisa diartikan bahwa perkembangan sosial bakal menekankan perhatiannya terhadap pertumbuhan yang bersifat progresif. Seorang individu yang lebih besar tak bersifat statis dalam pergaulannya, sebab dirangsang oleh lingkungan sosial, budaya istiadat, kebiasaan-kebiasaan kelompok dimana ia sebagai salah satu anak buah kelompoknya.

B. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Remaja
Ada tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial remaja, yaitu :
1. Pengaruh Orang Tua
Orang tua sangat mempengaruhi perkembangan tingkah laku sosial remaja. Remaja telah diperkenalkan tingkah laku-tingkah laku sosial, dan kualitas-kualitas bertingkah laku yang dijunjung tinggi oleh orang tua. Disamping itu hubungan dengan orang tua adalah hubungan paling bersahabat dibandingkan dengan siapapun dalam kenasiban remaja. Hubungan yang mendalam dan bersahabat besar pengaruhnya terhadap proses sosialisasi remaja. Tetapi, sebab remaja menjadi mandiri dan tak mau lagi berteman, diatur dan dituntut patuh oleh orang tua dalam kenasiban sosial, maka terjadi konflik antara orang tua dan remaja.
Andaikan konflik antara remaja dan orang tua berjalan semakin menerus akibatnya adalah kemandirian sosial yang sempurna tak bakal tercapai, sebab faktor berikut:
a. Orang tua (lingkungan sosial) yang membatasi peluang bagi remaja untuk mengambil keputusan sendiri, maka perbuatan orang tua semacam ini tak memberi peluang pada remajanya untuk mandiri.
b. Orang tua tak bisa dijadikan model untuk memperoleh kemandirian sosial, sebab orang tua ini mempunyai sifat tergantung. Orang tua yang tak mandiri cenderung tak memberbagi peluang mandiri bagi anak-anaknya dalam bertingkah laku sosial.
Biasanya permengenaian antara orang tua dan remaja tak bakal berjalan lama dan akhirnya menjadi hubungan yang harmonis. Apabila terjadi hubungan yang harmonis kembali dengan orang tua, maka remaja bisa menawarkan kualitas-kualitas baru terhadap orang tuanya, jadi orang tua bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Para pakar social learning semacam Bandura (1980), Gewirz (1969) menyebutkan bahwa kualitas-kualitas yang dianut oleh orang tua diadpilihan oleh anak dengan tutorial meniru. Apabila mereka remaja maka kualitas-kualitas itu mempengaruhi tingkah laku social remaja. Berikut ini dikemukakan beberapa tipe pemeliharaan yang diperbuat oleh orang tua dan bentuk tingkah laku sosial yang bakal dimiliki remaja.
a. Tipe pemeliharaan menunjukkan cinta yang tulus dan sepenuh hati alias cinta tanpa syarat terhadap anak dan remajanya, maka anak dan remajanya menunjukan hubungan sosial yang baik dengan orang lain, cenderung menunjukan pekualitasan yang positif terhadap orang lain sebab ia mempunyai pekualitasan yang positif terhadap dia sendiri.
b. Tipe pemeliharaan yang hangat, dalam memberbagi batasan-batasan dan disiplin terhadap anak dan remaja maka dalam bersosialisasi menampakkan tingkah laku yang sopan santun, mudah bekerja sama, tak lebih agresif, mandiri dan mempunyai sifat bersaing yang sehat dengan kawan sebaya.
c. Tipe pemeliharaan yang hangat tetapi terlalu leluasa dibandingkan dengan tingkat perkembangan mereka, anak-anak dan remaja mereka cenderung bertingkah laku sosial yang tegas. Mereka cenderung agresif dan tak lebih sanggup bekerja sama.
d. Tipe pemeliharaan yang menolak alias memusuhi, mengakibatkan remaja bertingkah laku sosial yang kurang baik jadi cenderung menampilkan hubungan sosial yang kurang baik dengan kawan sebaya, maupun dengan orang dewasa bakal bertingkah laku nakal. Disamping itu, mereka menjadi berprestasi rendah dibandingkan performa kognitif yang mereka miliki.
e. Tipe pemeliharaan yang terlalu membatasi tingkah laku anak dan remajanya, memunculkan tingkah laku sosial yang salah suai sebab anak mempunyai perasaan yang tak puas mengenai dirinya. Anak yang dibesarkan dengan pemeliharaan semacam ini mempunyai dorongan keingintahuan yang rendah, tak lebih kreatif dan fleksibel dalam menghadapi persoalan.
Status orang tua mempengaruhi hubungan sosial remaja. Status orang tua yang dimaksud adalah status pernikahan tanpa suami alias tanpa istri. Apabila remaja wanita hanya dibesarkan oleh bunda saja maka hubungan sosialnya dengan pria tak lebih lancar sebab mempunyai perasaan malu yang berlebihan, merasa tak enjoy kalau berhadapan dengan pria dan bahkan ada yang bersikap keras terhadap pria. Remaja pria yang dibesarkan tanpa ayah tak lebih menampakkan sikap yang tegas dalam berhubungan sosial dengan kawan sebaya, terutama lawan jenis.

2. Pengaruh sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan resmi yang bertanggung jawab untuk memberbagi pendidikan terhadap siapapun yang berhak. Oleh sebab itu remaja tak sedikit menghabiskan waktunya di sekolah semenjak berusia 4 tahun. Dengan demikian, sekolah mempengaruhi tingkah laku remaja terutama tingkah laku sosial remaja. Di sekolah sewajibnya tak sedikit diperbuat kegiatan kelompok untuk mengembangkan tingkah laku sosial semacam kerjasama, saling menolong, saling menghormati dan menghargai umpama kelompok belajar, kelompok pengembangan bakat khusus semacam kelompok menyanyi, menari, olahraga dan keterampilan khusus lainnya.
Kegunaaan sekolah lainnya dalam mengembangkan tingkah laku sosial adalah menyiapkan model-model bertingkah laku sosial baik itu guru, petugas administrasi maupun siswa-siswa lainnya.

3. Pengaruh kawan sebaya
Kelompok kawan sebaya memungkinkan remaja belajar keterampilan sosial, mengembangkan ketertarikan yang sama dan saling menolong dalam menanggulangi kesusahan dalam rangka mencapai kemandirian. Kawan sebaya dijadikan tempat memperoleh sokongan dan penguatan, guna melepaskan diri dari ketergantungan terhadap orang tua. Begitu pentingnya peranan kawan sebaya bagi perkembangan sosial remaja, maka apabila terjadi penolakan dari kelompok kawan sebaya bisa menghambat kemajuan dalam hubungan sosial.

C. Persoalan yang Terkait dengan Perkembangan Sosial Remaja
Persoalan sosial adalah sebuahketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan alias masyarakat, yang membahayakan kelompok sosial alias menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok anak buah kelompok sosial tersebut jadi terjadi kepincangan sosial.
Persoalan yang terkait dengan perkembangan sosial remaja adalah :
1. Siswa tak toleran dan bersikap superior.
2. Kaku dalam berteman.
3. Peniruan buta terhadap kawan sebaya.
4. Kontrol orang tua
5. Perasaan yang tak jelas terhadap dia alias orang lain.
6. Tak lebih bisa mengendalikan diri dari rasa marah dan sikap permusuhannya.
7. Sikap yang sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri.
8. Perasaan tak aman, yang menyebabkan remaja patuh mengikuti standar-standar kelompok.
9. Perasaan menyerah.
10. Terlalu tak sedikit berkhayal untuk mengimbangi ketidakpuasan yang diperoleh dari kenasiban sehari-hari.
11. Mundur ke tingkat perilaku yang sebelumnya supaya supaya dibahagiai dan diperhatikan.
12. Populer sebagai orang yang tak sportif.
13. Penampilan yang tak sesuai dengan standar kelompok dalam faktor daya tarik fisik alias mengenai kerapian.
14. Perilaku sosial yang ditandai oleh perilaku menonjolkan diri, menggangu dan menggertak orang lain, bahagia memerintah, tak bisa bekerja sama dan tak lebih bijaksana.
15. Tak lebihnya kematangan, terutama kelihatan dalam faktor pengendalian emosi, ketenangan, kepercayaan diri dan kebijaksanaan.
16. Sifat-sifat kepribadian yang mengganggu orang lain semacam mementingkan diri sendiri, keras kepala, gelisah, dan mudah marah.
17. Status sosioekonomis di bawah status sosioekonomis kelompok dan hubungan yang kurang baik dengan anggota-anggota keluarga.
18. Tempat tinggal yang terpencil dari kelompok alias ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok sebab tanggung jawab keluarga alias sebab bekerja sambilan.

D. Upaya Menumbuhkembangkan Perkembangan Sosial Remaja
Hal yang wajib diperbuat remaja dalam upaya menumbuhkembangkan perkembangan sosialnya adalah:
1. Di Lingkungan Keluarga
• Menjalin hubungan yang baik dengan para anak buah keluarga.
• Menerima otoritas orang tua dan mau mentaati peraturan yang ditetapkan orang tua.
• Menerima tanggung jawab dan batasan-batasan (norma) keluarga.
• Berusaha untuk menolong anak buah keluarga, sebagai individu maupun kelompok dalam mencapai tujuannya.
2. Di Lingkungan Sekolah
• Bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah.
• Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah.
• Menjalin persahabatan dengan kawan-kawan di sekolah.
• Bersikap hormat dan patuh terhadap guru dan semua personil sekolah.
• Menolong sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuannya.
3. Di Lingkungan Masyarakat
• Mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain.
• Merawat jalinan persahabatan dengan orang lain.
• Bersikap simpati terhadap kesejahteraan orang lain.
• Bersikap respek terhadap kualitas-kualitas, hukum, tradisi, dan kebijakan masyarakat.

E. Upaya Guru Pengajar Menanggulangi Persoalan Perkembangan Sosial Remaja Sesuai Bidang Bimbingan
Dalam persoalan sosial, guru pengajar sangat diperlukan dalam menangani persoalan ini. Dengan tutorial mendiagnosis persoalan sosial siswa, diagnosis diperbuat dalam rangka memberbagi solusi terhadap siswa yang mengalami persoalan sosial. Untuk memperoleh solusi dengan cara cocok atas perpersoalanan sosialnya, guru pengajar wajib terlebih dahulu meperbuat identifikasi dalam upaya mengenali gejala-gejala dengan cara cermat terhadap fenomena-fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya perpersoalanan sosial yang melanda siswa. Diagnosis diperbuat untuk mengenal dan menetapkan tipe persoalan yang dihadapi klien lalu menentukan tipe bimbingan yang bakal diberbagi. Dalam meperbuat diagnostic sosial siswa butuh ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengenal peserta didik yang mengalami persoalan sosial.
Dalam mengenali peserta didik yang mengalami persoalan sosial, tutorial yang paling mudah adalah dengan melaksanakan sosiometri. Sosiometri adalah sebuahmetode untuk mengumpulkan data mengenai pola dan struktur hubungan antara individu-individu dalam sebuahkelompok. Sehingga, bakal terfoto siswa yang mengalami persoalan sosial.
2. Memahami sifat dan tipe persoalan sosial.
Langkah kedua dari diagnosis persoalan sosial ini mencari dalam hubungan apa saja peserta didik mengalami persoalan sosial. Dalam faktor ini guru pengajar memperhatikan bagaimana perilaku siswa dalam pergaulan, baik di sekolah, rumah dan masyarakat.
3. Menetapkan latar belakang persoalan sosial.
Langkah ini berfungsi untuk memperoleh fotoan mengenai latar belakang yang menjadi sebab timbulnya persoalan sosial yang dialami siswa. Tutorial ini diperbuat dengan memantau tingkah laku siswa yang bersangkutan, selanjutnya diperbuat wawancara dengan guru, wali kelas, orang tua dan pihak-pihak lain yang bisa memberbagi info yang luas dan jelas.
4. Menetapkan usaha-usaha bantuan.
Seusai diketahui sifat dan tipe persoalan sosial dan latar belakangnya, maka langkah selanjutnya ialah menetapkan beberapa kemungkinan tindakan-tindakan usaha bantuan yang bakal diberbagi, berdasarkan data yang diperoleh.
5. Pelaksanaan bantuan.
Langkah ini adalah pelaksanaan dari langkah sebelumnya, yakni melaksanakan kemungkinan usaha bantuan. Pemberian bantuan dilaksanakan dengan cara semakin menerus dan terarah dengan disertai pekualitasan yang cocok hingga pada saat yang diperkirakan. Bantuan untuk mengentaskan persoalan sosial terutama menekankan bakal penerimaan sosial dengan mengurangi hambatan-hambatan yang menjadi latar belakangnya. Pemberian bantuan ini bisa diperbuat melewati layanan konseling kelompok yang mekegunaaankan dinamika kelompok.
6. Tindak lanjut.
Tujuan langkah ini ialah untuk mekualitas sejauh manakah perbuatan pemberian bantuan telah mencapai bantuan telah mencapai hasil yang diinginkan. Tindak lanjut diperbuat dengan cara semakin menerus, baik selama, maupun setelah pemberian bantuan. Dengan langkah ini bisa diketahui keberhasilannya.

Dalam menjalankan tugasnya, guru pengajar wajib mengacu terhadap BK pola 17 plus sebab guru pengajar sebagai sosok dalam penentu berhasil alias tidaknya proses konseling itu. Adapun BK pola 17 plus itu terdiri atas enam tipe bidang bimbingan: bimbingan pribadi, belajar, sosial, karir, berkeluarga, beragama. Dan sembilan tipe layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi, mediasi. Dan lima kegiatan pendukung: software instrumentasi, himpunan data, konfrensi permasalahan, kunjungan rumah, dan alih tangan permasalahan. Satuan dari kegiatan pola BK 17 plus sebagai berikut : Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah berusaha menolong peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya, yang dilandasi budi pekerti dan tanggung jawab kemasyarakatan dan bernegara. Bimbingan pribadi berorientasi pada diri individu sendiri, bidang pengembangan sosial, yaitu hubungan individu dengan orang-orang lain. Unsur-unsur komunikasi dan kebersamaan dalam arti yang seluas-luasnya menjadi acuan pokok dalam bidang pengembangan sosial.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan sosial adalah sebuahtugas perkembangan yang wajib dikuasai pada periode remaja. Remaja dituntut bisa bersosialisasi dalam lingkungan yang lebih luas daripada hanya dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Mereka dituntut sanggup bersosialisasi dalam lingkungan masyarakat orang dewasa yang lebih luas. Bertingkah laku sosial pada periode remaja berarti meperbuat proses sosialisasi sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat, jadi berhasil dalam kenasiban kelompok sebaya maupun dalam masyarakat umumnya.
Remaja yang berkembang tingkah laku sosialnya bisa diketahui dari keberminatannya terhadap lawan jenis, kemandirian sosial, kebahagiaan berkelompok dengan kawan sebaya. Untuk itu mereka sangat membutuhkan keterampilan sosial dan kepribadian yang bisa diterima dalam kelompok dan menghindari kepribadian yang ditolak oleh kelompok.

B. Saran
Masa remaja adalah masa dimana individu mencari Download Lagu bukti diri alias jati dirinya, dalam fase ini remaja mengalami kesusahan dalam menjalani perkembangan sosialnya, supaya remaja tak terjerumus ke dalam lingkungan sosial yang menyimpang, oleh sebab itu peran guru dan orang tua menjadi sangat penting dalam menolong remaja menanggulangi hambatan-hambatannya dalam kenasiban sosialnya.